Ilmu pengetahuan sangat diperlukan dalam menjalani kehidupan. Islam pun mengajarkan demikian, ini bisa dilihat dengan turunnya surat Al Alaq, yang diawali dengan kata Iqro (bacalah) sebagai surat yang pertama dalam Al Quran. Surat tersebut mengandung perintah bagi kita untuk membaca dimanapun kita berada.
Dengan membaca dan mendapatkan pengetahuan, kita terhindar dari kebodohan. Seperti kita ketahui, kebodohan juga merupakan salahsatu jalan yang dapat menjerumuskan kita pada kekufuran.
Selain itu, dengan belajar dan menambah pengetahuan... membuat kita dapat meresapi tentang dunia dan alam semesta, dan semakin mengingatkan betapa kecilnya diri kita,...juga semakin memperlihatkan kepada kita akan kebesaran-Nya.
Berikut beberapa hadits yang berhubungan dengan ilmu dan kebodohan.
1. Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri
kepada Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak
mengetahuinya adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan
orangnya, dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan
adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat. (HR. Ar-rabii’)
2. Wahai Aba Dzar, kamu pergi mengajarkan ayat dari Kitabullah lebih
baik bagimu daripada shalat (sunnah) seratus rakaat, dan pergi
mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan baik dilaksanakan atau tidak, itu
lebih baik daripada shalat seribu raka’at. (HR. Ibnu Majah)
3. Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah). (HR. Ibnu Majah)
4. Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan
kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar
kamu. (HR. Athabrani)
5. Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para
ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk
perangainya. Jangan pula menuntut ilmu untuk penampilan dalam majelis
(pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian orang-orang kepadamu.
Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka … neraka. (HR. Attirmidzi
dan Ibnu Majah)
6. Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang ‘abid (ahli
ibadah) ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang. (HR. Abu Dawud )
7. Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. (HR. Muslim)
8. Duduk bersama para ulama adalah ibadah. (HR. Adailami)
9. Apabila kamu melewati taman-taman surga, minumlah hingga puas.
Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud taman-taman
surga itu?” Nabi Saw menjawab, “Majelis-majelis taklim.” (HR. Athabrani)
10. Apabila muncul bid’ah-bid’ah di tengah-tengah umatku wajib atas
seorang ‘alim menyebarkan ilmunya (yang benar). Kalau dia tidak
melakukannya maka baginya laknat Allah, para malaikat dan seluruh
manusia. Tidak akan diterima sodaqohnya dan kebaikan amalannya.
(HR.Ar-rabii)
11. Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu dirahasiakannya maka
dia akan datang pada hari kiamat dengan kendali (di mulutnya) dari api
neraka. (HR. Abu Dawud)
12. Seorang alim apabila menghendaki dengan ilmunya keridhoan Allah
maka dia akan ditakuti oleh segalanya, dan jika dia bermaksud untuk
menumpuk harta maka dia akan takut dari segala sesuatu. (HR. Adailami)
13. Yang aku takuti terhadap umatku ialah pemimpin-pemimpin yang menyesatkan. (HR. Abu Dawud)
14. Yang aku takuti terhadap umatku ada tiga perbuatan, yaitu
kesalahan seorang ulama, hukum yang zalim, dan hawa nafsu yang
diperturutkan. (HR. Asysyihaab)
15. Celaka atas umatku dari ulama yang buruk. (HR. Al Hakim)
16. Barangsiapa dimintai fatwa sedang dia tidak mengerti maka dosanya adalah atas orang yang memberi fatwa. (HR. Ahmad)
17. Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang
alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaat. (HR. Al Baihaqi)
18. Apabila kamu melihat seorang ulama bergaul erat dengan penguasa maka ketahuilah bahwa dia adalah pencuri. (HR. Adailami)
19. Seorang ulama yang tanpa amalan seperti lampu membakar dirinya
sendiri (Berarti amal perbuatan harus sesuai dengan ajaran-ajarannya).
(HR. Adailami)
20. Termasuk mengagungkan Allah ialah menghormati (memuliakan) ilmu,
para ulama, orang tua yang muslim dan para pengemban Al Qur’an dan
ahlinya[1], serta penguasa yang adil. (HR. Abu Dawud dan Aththusi)
21. Sesungguhnya Allah tidak menahan ilmu dari manusia dengan cara
merenggut tetapi dengan mewafatkan para ulama sehingga tidak lagi
tersisa seorang alim. Dengan demikian orang-orang mengangkat
pemimpin-pemimpin yang dungu lalu ditanya dan dia memberi fatwa tanpa
ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan. (Mutafaq ‘alaih)
22. Sedikit ilmu lebih baik dari banyak ibadah. Cukup bagi seorang
pengetahuan fiqihnya jika dia mampu beribadah kepada Allah (dengan baik)
dan cukup bodoh bila seorang merasa bangga (ujub) dengan pendapatnya
sendiri. (HR. Athabrani)
23. Maafkanlah dosa orang yang murah hati, kekeliruan seorang ulama
dan tindakan seorang penguasa yang adil. Sesungguhnya Allah Ta’ala
membimbing mereka apabila ada yang tergelincir. (HR. Al Bukhari fii Al
Adaab)
24. Saling berlakulah jujur dalam ilmu dan jangan saling
merahasiakannya. Sesungguhnya berkhianat dalam ilmu pengetahuan lebih
berat hukumannya daripada berkhianat dalam harta. (HR. Abu Na’im)
thanks,
0 Response to "Hadits tentang ilmu pengetahuan dan kebodohan"
Posting Komentar
Terimakasih telah memberikan komentar disini.