Kolong Jembatan Kandara, Tempat Pelarian TKI di Arab Saudi (2)



Nina (kanan) TKW asal Majalengka korban pemerkosaan, bersama temannya di bawah kolong jembatan Kandara, Jeddah, Arab Saudi. Foto : Agus Wirawan/Jawa Pos
Jembatan Kandara cukup dikenal sebagai tempat berkumpulnya para TKI (tenaga kerja Indonesia) di Arab Saudi yang bernasib apes. Sering terjadi, TKW (tenaga kerja wanita) dibuang di sana setelah disiksa dan diperkosa majikannya. Ironisnya, staf KBRI di sana seakan menutup mata.

======================
 AGUS WIRAWAN, Jeddah 
======================
 
KULITNYA putih, umurnya sekitar 20 tahun. Dia berasal dari Jawa Barat. Sayang, mulutnya terkunci. Setiap ditanya, dia tak menjawab. Pandangan matanya pun kosong, seperti baru saja mengalami peristiwa yang mengguncang jiwanya.

Tiga perempuan lain, penghuni kolong jembatan Kandara, setia menemani. "Dia habis diperkosa," ujar Hani Marsiana yang duduk di samping perempuan yang mulutnya tak berkata apa-apa itu. Dia berkata sambil berbisik. Maksudnya agar tak terdengar perempuan yang tatapannya kosong yang diketahui bernama Nina tersebut.

Hani, TKW asal Karawang, Jawa Barat, itu menceritakan, dua minggu lalu, Nina ditemukan tergeletak tidak jauh dari jembatan Kandara, tempat berkumpulnya orang-orang Indonesia yang gagal mengadu nasib di Saudi. "Kondisinya mengenaskan. Tubuhnya biru-biru, memar-memar seperti habis dipukuli. Badannya lemas seperti orang pingsan," ungkapnya.

Beruntung, tubuh Nina yang lunglai itu ditemukan para TKI di lokasi tersebut. Mereka kemudian merawat Nina hingga siuman. Namun, setelah badan Nina mulai bergerak dan mampu duduk, batinnya seolah belum mampu merespons lingkungan di sekitarnya. Secara pelan-pelan, penghuni kolong jembatan Kandara mengorek informasi dari dia.

"Pelan-pelan kami ajak ngomong. Akhirnya, sedikit-sedikit dia bisa cerita bahwa habis diperkosa majikannya orang Arab," ungkap Hani mencoba menceritakan kisah Nina kepada Jawa Pos.

Namun, nasib buruk belum berhenti sampai di situ. Setelah bisa meninggalkan majikannya yang bejat itu, Nina kembali mengalami nasib buruk. Seorang warga Mesir yang sebelumnya mau menampung ternyata juga mempunyai niat buruk seperti majikan Nina. Dia bercerita, selama seminggu dirinya disekap orang Mesir tersebut dan dipaksa melayani nafsu bejatnya. Setelah itu, dia dibuang di kawasan Kandara. "Memang ada yang lihat, Nina ini diturunkan dari mobil Camry oleh orang Mesir," lanjut Hani.

Berdasar pengakuan yang sempat diceritakan kepada teman-temannya warga kolong jembatan Kandara, Nina berasal dari Majalengka, Jawa Barat. Dia sudah memiliki suami dan anak di sana. Sayang, banyak hal yang, tampaknya, tidak bisa lagi diingat Nina. Misalnya, saat ditanya usianya, Nina diam saja. "Dia masih seperti orang hilang ingatan," tuturnya.

Menurut Rokib, 32, TKI yang juga penghuni kolong jembatan Kandara, sudah sering terjadi peristiwa seperti yang dialami Nina. Mereka dibuang tidak jauh dari jembatan Kandara dengan harapan warga Indonesia yang berada di kolong jembatan itu bisa mengambil dan merawatnya.

"Kalau yang kondisinya parah, ya meninggal di sini. Ada juga yang hamil tua dibuang disini, jadi ya mbrojol (melahirkan) di kolong jembatan ini," ujarnya.

Rokib mengungkapkan, para TKI di bawah jembatan Kandara tidak tahu lagi harus mengadu kepada siapa. Sebab, konsulat jenderal (konjen) yang seharusnya mewakili pemerintah Indonesia di negeri Arab tidak pernah memperhatikan mereka. "Percuma saja kami lapor ada TKW diperkosa, misalnya. Paling mereka tanya ada saksinya atau tidak," ungkapnya.

Dia menilai, memang banyak kerugian dalam pengiriman tenaga kerja wanita (TKW) ke Saudi. Sebab, model perumahan warga Saudi yang tertutup tembok-tembok tinggi tidak memungkinkan TKW untuk keluar jika terjadi tindakan buruk yang menimpa mereka. "Kalaupun teriak, nggak bakal ada yang mendengar. Percuma saja. Paling ya pasrah," tegasnya.

Ketika disinggung soal rencana pemerintah memberikan telepon seluler kepada setiap TKW yang bekerja di Saudi, Rokib menilai percuma saja. Sebab, kebanyakan TKW sudah memiliki peranti itu. Hanya, penggunaannya tidaklah sebebas di negara lain. "Ini negara Arab. Majikan itu seperti raja. Nggak boleh dibantah oleh babu seperti kita ini," ujarnya.

Di sisi lain, perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) yang mengirim para TKW tidak mau tahu apa yang terjadi. Akibatnya, para TKW harus berjuang sendiri untuk bisa selamat dari nasib buruk yang menimpa mereka di Saudi. "Kasihan sekali mereka (TKW, Red). Kadang nggak dibayar berbulan-bulan, disiksa, diperkosa, lalu dibuang ke jembatan Kandara," ungkapnya.

 
source:jpnn.com


Disclaimer: gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami pada halaman ini.