Kalau kita melihat film Jurassic Park dan The Lost World maka kita
akan menyaksikan dinosaurus-dinosaurus yang telah digambarkan dengan
begitu menarik oleh Steven Spielberg. Namun apakah sebenarnya dinosaurus
itu ?
Sekarang
ini setiap orang sudah mendengar mengenai dinosaurus. Dari anak-anak
sampai orang dewasa telah melihat gambar mereka dan banyak orang mengira
dinosaurus-dinosaurus itu telah punah 65 juta tahun sebelum manusia ada
di bumi. Pandangan mengenai dinosaurus ini sangat berhubungan erat
dengan teori evolusi.
Para penganut paham evolusi mengatakan bahwa
dinosaurus pernah hidup di bumi ini antara 65 sampai 230 juta tahun
yang lalu. Dinosaurus ditemukan hanya di 3 kolom geologis yaitu :
Triassic, Jurassic, dan Cretaceous. Evolusionis menamakan tiga lapisan
tanah tersebut dengan nama zaman Mesozoic. Itulah zaman yang mereka
berikan untuk zaman dinosaurus. Menurut mereka makhluk-makhluk ini punah
pada akhir zaman Mesozoik (Cretaceous). Teori evolusi mengajarkan bahwa
dinosaurus sudah punah kira-kira 65 juta tahun sebelum manusia mulai
berevolusi.
Pandangan dari teori evolusi berbeda dari para ilmuwan
yang percaya pada teori penciptaan. Ilmuwan yang percaya pada teori
penciptaan tersebut berpendapat bahwa dinosaurus tidak punah 65 juta
tahun yang lalu namun hidup bersama-sama dengan manusia.
Sejarah Penemuan Dinosaurus
Tulang-tulang
mereka sangat besar ketika ditemukan tahun 1677 oleh Dr. Robert Plot.
Tulang-tulang itu dikira adalah tulang gajah raksasa. Nama pertama yang
diberikan kepada binatang ini adalah Scrotum humanum. Hal ini terjadi 2
abad sebelum nama “dinosaurus” dimunculkan.
Pada 1822, Mary Anne
Mantell berjalan-jalan di sebuah jalan raya di Sussex. Berdasarkan
tradisi, ia menemukan sebuah tulang yang berkilau ditimpah sinar
matahari, dan membawa pulang tulang tersebut untuk ditunjukkan kepada
suaminya Dr. Gideon Mantell, dokter Inggris dan pemburu fosil amatir. Dr
Mantell mengumumkan bahwa tulang tersebut mempunyai sebuah gigi yang
lebih besar dari reptil modern. Ia menyimpulkan bahwa tulang ini adalah
tulang reptil pemakan tumbuhan yang sudah punah dengan gigi seperti
seekor iguana.
Pada tahun 1825, Dr Mantell menamakan fosil tersebut
Iguanodon (gigi iguana). Dr. Mantelllah yang mempopulerkan jaman
reptil-reptil. Tahun 1841 anatomis dan paleontologis Inggris, Sir
Richard Owen, yang secara kebetulan adalah lawan terkuat Charles Darwin,
menemukan kata “dinosaurus”. Secara teknis, dinosaurus menunjuk pada
makhluk raksasa yang menyerupai reptil yang hidup di darat bukan di air.
Kata ini berarti “kadal yang mengerikan”. Tulang rahang Tyrannosaurus
rex, panjang 6 kaki dengan gigi 6 inchi panjangnya, tentunya cocok
dengan nama “kadal yang mengerikan”.
Dinosaurus – Diciptakan atau Berevolusi ?
Sejak
penemuan Dr. Mantell, fosil-fosil dinosaurus telah ditemukan di
beberapa benua di dunia, dari jauh ke utara seperti Alaska dan jauh ke
selatan seperti Antartika. Dinosaurus itu ada dalam berbagai ukuran,
bentuk, dan jenis. Fosil-fosil dinosaurus merupakan studi kasus yang
menarik untuk membuktikan penciptaan atau teori evolusi.
Ada berbagai
jenis dinosaurus.
Beberapa berukuran kecil seperti ayam dan yang lain
ada yang berukuran sangat besar sehingga beratnya kira-kira 8 ton.
Banyak dari antara dinosaurus tersebut mempunyai struktur tulang yang
lain dari biasanya. Karena itu, jika dinosaurus berevolusi dari sekitar
230 juta tahun yang lalu, dimulai dari sejenis reptil (menurut
kepercayaan evolusionis), maka harus ada ribuan makhluk perantara.
Selama jangka waktu tersebut, jutaan dinosaurus hidup dan mati. Kalau
teori evolusi benar, museum-museum dapat menampilkan ribuan bentuk
transisi reptil–dinosaurus yang tak dapat dibantah. Jika penciptaan
benar, setiap jenis dinosaurus muncul dalam bentuk yang sudah jadi dari
sejak permulaan dicipta, tidak ada jenis fosil perantara yang
mengisyaratkan bahwa dinosaurus ini berevolusi dari seekor nenek
moyangnya.
Fosil-fosil dinosaurus menunjukkan dengan sangat jelas
bahwa tiap satu jenis dinosaurus yang ditemukan sudah dalam bentuk utuh,
tidak ada bukti bahwa binatang ini berevolusi dari jenis makhluk
sebelumnya.
Brontosaurus, kesalahan rekonstruksi
Kalau kita
mengunjungi musium kelas dunia, kita akan menemukan banyak sekali bukti
mengenai dinosaurus. Tulang-tulang dan tengkorak telah digali dari bumi
dan semuanya menunjukkan adanya makhluk hidup yang sangat besar yang
pernah hidup di bumi. Tetapi ketika tulang-tulang itu disusun, ilmuwan
tidak selalu membuat rekonstruksi yang akurat. Setiap orang telah
mendengar atau melihat gambar Brontosaurus dengan lehernya yang panjang,
tetapi tidak banyak orang yang tahu bahwa Brontosaurus itu adalah
sebuah kesalahan.
Ilmuwan-ilmuwan menemukan bahwa mereka telah menaruh
fosil kepala yang salah pada fosil badan yang salah pula. Dua peneliti
dari Institut Carnegie telah membuktikan bahwa tulang-tulang
Brontosaurus di 5 museum utama, termasuk di museum Carnegie sendiri,
telah menaruh kepala yang salah. Kedua orang itu, pada tahun 1979, telah
memberitahukan media cetak bahwa deskripsi yang diberikan oleh Dr. O.C.
Marsh, ahli fosil yang terkenal dari Yale, berdasarkan data tulang
kepala yang salah.
Dalam artikel “Scientist Claim Brontosaurus
Given Wrong Head” (Pittsburgh: Associated Press, October 10, 1979),
Berman menjelaskan bahwa Marsh sebenarnya mengunakan tulang kepala yang
ditemukan 3 atau 4 mil jauhnya dari tulang badannya. Tetapi tidak ada
orang yang mengetahuinya. Marsh tidak memberitahukan hal ini dalam
artikelnya. Tidak ada bukti bahwa tulang kepala ini ada hubungannya
dengan Brontosaurus. Anda dapat mencek hal ini dalam Marsh’s Dinosaurus
yang ditulis John H. Ostrom dan John S. McIntosh (New Have, Connecticut:
Yale University Press, 1966), halaman 244.
Kemudian
setelah diberikan kepala yang baru pada Brontosaurus maka makhluk itu
lebih menyerupai Diplodocus. Kepala yang salah itu sebenarnya milik
dinosaurus yang telah ditemukan sebelumnya yaitu Apatosaurus.
Kesimpulannya adalah Brontosaurus tidak pernah ada. Karena alasan itu
maka Brontosaurus tidak disebut dalam The New Dinosaur Dictionary
karangan Donald. F. Glut (Citadel Press, Secaucus, New Jersey, 1982).
Rekonstruksi Dinosaurus
Sangat
penting untuk diketahui bahwa pada saat ilmuwan menggali sejumlah
tulang-tulang, mereka tidak menemukan tulang tersebut beserta dagingnya.
Walaupun mereka menemukan semua tulang-tulangnya secara lengkap (dan
biasanya lebih sering ditemukan hanya beberapa bagian saja), mereka
hanya mempunyai data 40 persen untuk menjelaskan bagaimana rupa makhluk
tersebut. Tulang-tulang itu tidak menceritakan bagaimana warna binatang
itu atau apa yang ia makan. Sedikit sekali bukti fosil mengenai makanan
dinosaurus.
Tetapi Komsognatus, Barioniks, dan Hadrosaurus merupakan
pengecualian karena isi perutnya ada yang ditemukan dalam bentuk fosil
yang masih utuh. Bukti bahwa Deinonikhus memangsa Tenontosaurus juga
ditemukan. Makanan kebanyakan dinosaurus hanya dapat diduga-duga saja
berdasarkan data yang didapat oleh para peneliti dari gigi dinosaurus
yang telah menjadi fosil. Gigi-gigi tajam yang dimiliki hanya
menjelaskan bagaimana ia merobek makanannya tetapi bukan makanan apa
yang dirobeknya. Ketika merekonstruksi dinosaurus yang besar dari
sisa-sisa tulang, ilmuwan membuat berbagai asumsi. Seperti, beberapa
pernyataaan mengenai apa yang dinosaurus lakukan atau di mana mereka
tinggal adalah penuh dengan dugaan-dugaan belaka.
Dalam film The Lost
World dibicarakan mengenai tingkah laku Dinosaurus. Makhluk liar hasil
cloning ini bisa mencium bau asap rokok dari jarak beberapa mil, punya
intelegensi yang tinggi, menjaga dan memelihara bayinya, bisa balas
dendam, dsb. Tidak satu pun dari hal-hal tersebut yang bisa diketahui
dari fosil tulang belulang dinosaurus.
Sebagai contoh mari kita
meneliti fosil Unenlagia comahuensis yang ditemukan oleh paleontologi
Fernando Novas yang dimuat di harian Kompas, Senin, 26 Mei 1997. Dari
tulang yang ada maka ia mencoba menyusun suatu makhluk dinosaurus yang
nantinya berevolusi menjadi burung.
Gambar menjelaskan bagaimana rekonstruksi tulang sehingga
menjadi bentuk dinosaurus. Warna putih menggambarkan tulang yang
ditemukan sedangkan gambar hitam menunjukkan gambar rekonstruksi. Anda dapat menemukan bagaimana tulang yang sangat sedikit itu
direkonstruksi menjadi dinosaurus yang lengkap.
Bagaimana ia dapat
menggambarkan kepala dinosaurus lengkap dengan giginya yang tajam
sedangkan tidak ditemukan tulang kepala beserta giginya. Bagaimana ia
menerka panjang lehernya sedangkan tulang lehernya tidak ditemukan.
Bagaimana ia menerka panjang ekornya sedangkan tulang ekornya tidak
ditemukan. Mungkin saja ia berekor pendek, sedangkan makhluk itu
direkonstruksi berekor panjang. Bagaimana ia merekonstruksi lengan bawah
lengkap beserta jari-jarinya sedangkan yang ditemukan hanya tulang
lengan atas. Jelas disini bahwa ilmuwan menggunakan daya imajinasinya
(yang mungkin salah) untuk merekonstruksi tulang belulang yang ia
temukan. Bentuk dari dinosaurus ini saja masih perlu kita pertanyakan
apalagi jika diduga bahwa dinosaurus ini berevolusi menjadi burung.
Benarkah Archaeopteryx adalah nenek moyang burung ?
Archaeopteryx/Arkheopteriks
adalah burung. Ia mempunyai kaki-kaki yang dapat mencengkeram,
sayap-sayap seperti burung, bulu-bulu seperti bulu burung modern,
tempurung kepala seperti burung, dan sebuah furcula (tulang selangka
burung). Selain itu, ia terbang! Lebih jauh lagi, walaupun fosil
Archaeopteryx pertama kali ditemukan 1861, fosil-fosil lain yang
ditemukan sejak saat itu tidak ada satu pun yang menunjukkan bentuk
transisi antara reptil dan Archaeopteryx atau antara Archaeopteryx dan
burung-burung. Jika reptil berevolusi menjadi burung maka akan ditemukan
ribuan makhluk transisi yang hidup dan mati, yang meninggalkan jejak
dalam bentuk fosil.
Walaupun bukti yang memberatkan dan
bertentangan ini ada namun banyak evolusionis mempertahankan pendapat
bahwa Archaeopteryx adalah bentuk transisi antara reptil dan burung.
Mereka menunjuk pada bukti bahwa burung ini mempunyai cakar di kedua
sayapnya, gigi, dan beberapa ciri khas yang tampak seperti reptil.
Beberapa orang menyatakan bahwa ciri khas ini mengindikasikan bahwa
Archaeopteryx berevolusi dari reptil. Tetapi, beberapa burung purba
mempunyai gigi. Dengan bukti yang sama juga ternyata banyak burung purba
yang tidak mempunyai gigi.
Intinya adalah tidak ada fosil yang
ditemukan yang menyatakan terjadinya kehilangan gigi secara
terus-menerus/perlahan-lahan hilang pada burung-burung. Mereka ada yang
mempunyai gigi dan ada yang tidak! Hal ini tidak mengejutkan karena hal
ini juga terjadi pada beberapa binatang bertulang belakang lainnya.
Beberapa ikan mempunyai gigi, beberapa amfibi mempunyai gigi, dan
beberapa reptil mempunyai gigi. Tetapi ada ikan, dan amfibi, dan reptil
yang tidak punya gigi! Kebanyakan mamalia punya gigi, tetapi beberapa
tidak. Keberadaan atau ketidakberadaan gigi tidak mengkonfirmasi atau
menyangkal teori evolusi atau penciptaan.
Apakah adanya cakar pada
sayap membuktikan transisi reptil dan burung ? Tidak, karena ada paling
sedikit 3 burung yang hidup sekarang yang juga mempunyai cakar di
sayapnya. Hoatzin, burung yang hidup di Amerika Selatan, mempunyai cakar
di sayapnya ketika masih muda. Hal ini juga terjadi pada touraco,
burung yang hidup di Afrika. Ostrich mempunyai 3 cakar pada sayapnya,
tetapi tidak ada satu pun yang berani mengusulkan bahwa ketiga burung
ini adalah binatang perantara reptil dan burung karena mereka hidup pada
saat ini.
Beberapa
tahun lalu, paleontologis (ahli fosil) menemukan fosil dari burung
modern dan menyimpulkan, dari bukti, bahwa burung modern itu hidup pada
waktu yang sama dengan Archaeopteryx. Archaeopteryx tidak bisa menjadi
nenek moyang burung jika burung modern dan Archaeopteryx hidup pada
waktu yang bersamaan.
Baru-baru ini, paleontologis menemukan
fosil-fosil dari seekor burung di Texas yang diduga hidup 75 juta tahun
sebelum Archaeopteryx. Jika kita mengikuti pola pikir evolusionis maka
burung ini seharusnya lebih menyerupai reptil daripada Archaeopteryx.
Tetapi makhluk ini lebih menyerupai burung daripada Archaeopteryx!
Ilmuwan yang percaya teori penciptaan menyimpulkan bahwa Archaeopteryx
bukan seekor binatang perantara reptil dan burung, tetapi adalah burung.
Benarkah Dinosaurus Punah 65 Juta Tahun Sebelum Manusia Berevolusi ?
Mari
kita melihat bukti secara ilmiah di Sungai Paluxy, dekat Glen Rose,
Texas, Amerika Serikat. Ken Ham dan John Mackay dari Creation Science
Foundation telah datang melakukan kunjungan ke Paluxy untuk menyelidiki
sisa-sisa bekas peninggalan yang ditemukan orang sebagai bukti yang
meyakinkan tentang adanya bekas jejak kaki manusia di tengah-tengah
bekas jejak kaki dinosaurus.
Jika dinosaurus sudah punah 65 juta tahun
sebelum manusia berevolusi maka bagaimana mungkin ada jejak dinosaurus
bersama jejak manusia di lapisan tanah yang sama. “Kami juga menemukan
bukti-bukti tambahan di Sungai Paluxy yang dapat menghapus paham evolusi
mengenai skala waktu geologis. Pada lapisan yang paling atas dari
batu-batuan di sungai itu, yang diperkirakan usianya oleh para ahli kaum
evolusi hanya berusia 25 juta tahun, dengan jelas sekali kami menemukan
bekas jejak kaki dinosaurus.
Menurut paham kaum evolusi fosil-fosil ini
mestinya tidak boleh terdapat pada lapisan yang paling atas (yang
berusia 25 juta tahun) karena binatang dinosaurus sudah punah sejak 65
juta tahun lalu. Jadi, dengan menggunakan metode perhitungan waktu
(skala waktu geologis) yang dipergunakan oleh kaum evolusi sendiri, yang
juga mengabaikan adanya bekas jejak kaki manusia, maka sisa-sisa fosil
di Sungai Paluxy itu telah menaklukan paham evolusi mengenai skala waktu
geologis (maksudnya skala waktu geologis tidak akurat dan salah)!”
Dr.
Clifford Wilson, seorang pengarang buku terkenal dari kota Melbourne
dan ahli ilmu purbakala yang tersohor, “pada hakekatnya telah membuat
penggalian dan menemukan bekas jejak kaki di sekitar Sungai Paluxy dan
telah menemukan bekas jejak kaki manusia.” Letter, 5 April 1984.
Dr.
John D. Morris dalam bukunya Tracking Those Incredible Dinosaurus
menyatakan bahwa
1) jejak dinosaurus dan bekas kaki manusia telah
ditemukan untuk pertama kalinya dan dibuat fotonya dalam tahun 1908.
2)
Jejak kaki manusia telah ditemukan pada kurang lebih 20 tempat di
sekitar Sungai Paluxy sehingga memberikan bobot bukti yang meyakinkan
sekali.
3) Bekas jejak kaki manusia yang ditemukan oleh rombongan Leaky
di Afrika Timur dan diterima secara luas oleh kaum evolusionis sebagai
penemuan yang murni adalah tidak begitu jelas seperti penemuan Sungai
Paluxy, yang justru telah ditolak oleh mereka karena mereka menganggap
manusia itu tidak mungkin hidup sezaman dengan dinosaurus.
Dennis R
Petersen, M.A. (Master of Art in Museum Administration) dalam bukunya
Unlocking The Mysteries of Creation halaman 143 menyatakan ada beberapa
puzzle misteri di Sungai Paluxy. Beberapa jejak seperti jejak beruang
dan kucing telah ditemukan juga di sana.
Pertanyaan yang timbul adalah
bagaimana mungkin binatang-binatang ini (yang mestinya belum berevolusi)
kembali ke masa jutaan tahun sebelumnya yaitu di zaman dinosaurus. Atau
mereka hidup pada zaman yang sama dengan dinosaurus ?
Pada
halaman terdepan dari surat kabar harian Sydney Morning Herald, edisi
sore, tanggal 21 November 1983, terdapat sebuah laporan berupa berita
yang sangat berkaitan dengan masalah jejak manusia dan dinosaurus.
Penemuan ini mungkin merupakan hal yang paling penting yang datangnya
dari sebuah kantor berita negara komunis yang tidak ber-Tuhan: “Sebuah
laporan dari Kantor Berita Soviet, Tass, menyatakan bahwa kurang lebih
1500 bekas jejak peninggalan binatang dinosaurus telah ditemukan di
Turkmenia, akan tetapi di antara jejak kaki ada terdapat jejak yang
mirip jejak kaki manusia. Menurut keterangan Profesor Ammaviyazov,
Direktur Institut Geologi Turkmenia, “Apabila analisa lebih lanjut
membuktikan bahwa jejak kaki itu adalah bekas peninggalan makhluk
anthropoid, maka sejarah umat manusia (menurut kaum evolusionis)
haruslah diperluas sampai 150 juta tahun jauhnya, dan bukan saja 5 juta
tahun.” Tetapi kaum kreasionis tetap tidak menerima bahwa manusia
mengalami evolusi.
Jejak di Sungai Paluxy maupun di Turkmenia ini
menyebabkan kaum evolusionis mau tidak mau seharusnya menerima bahwa
dinosaurus tidak punah 65 juta tahun sebelum manusia berevolusi. Tetapi
jika mereka bersikeras untuk menyatakan bahwa manusia saat itu belum
ada, maka mungkin gambar ilustrasi ini dapat menjelaskannya.
SUNGAI PALUXY :
Bukti-Bukti Lain Bahwa Manusia Pernah Hidup Bersama Dinosaurus
Banyak
kebudayaan di dunia yang mempunyai legenda Naga. Legenda Naga ini ada
di China, Jepang, Australia, Amerika Selatan, India, Eropa, Inggris,
Yahudi dan di Amerika. Kalau naga hanyalah merupakan daya khayal
manusia, mengapa legenda ini ada di beberapa kebudayaan bukan hanya
terdapat pada satu bangsa saja? Diduga bahwa makhluk ini sebenarnya
adalah dinosaurus.
Ada
sebuah cerita mengenai pahlawan bangsa Sumeria 3000 tahun SM yang
bernama Gilgamesh. Ia pergi ke sebuah hutan terpencil untuk menebang
pohon Cedar kemudian menemukan seekor naga jahat yang besar. Ia membunuh
naga tersebut dan memotong kepalanya sebagai tanda kemenangannya.
Ketika Alexander Agung dan prajuritnya tiba di India, mereka menemukan
bahwa penduduk asli India menyembah reptil yang sangat besar yang mereka
simpan di gua-gua.
China sangat terkenal dengan cerita naganya, dan
naga selalu ditonjokan dalam guci, sulam-menyulam, dan ukiran China.
Inggris mempunyai cerita mengenai St. George yang membunuh naga yang
hidup di sebuah gua.
Pada abad ke-10 seorang Irlandia mencatat
perjumpaannya dengan seekor makhluk yang rupanya seperti Stegosaurus.
Pada tahun 1500-an, sebuah buku scientific Eropa, Historia Animalium,
mencatat beberapa jenis binatang, yang bagi kita adalah dinosaurus,
masih hidup pada saat itu. Seorang ahli ilmu pengetahuan alam terkenal,
Ulysses Aldrovandus, mencatat sebuah pertemuan antara seorang petani
bernama Baptista dan seekor naga yang ciri-cirinya mirip dengan
dinosaurus Tanystropheus. Pertemuan itu terjadi tanggal 13 Mei 1472
dekat Bologna di Itali, dan petani itu membunuh naga tersebut. Jadi
bukti dari keberadaan dinosaurus pada sejarah umat manusia sangat kuat.
Stegosaurus
Terdapat
laporan-laporan yang menyatakan penampakan dinosaurus pada akhir-akhir
ini. Pada Science Digest, Juni 1981 dan Science Frontiers No. 33 tahun
1983, penyelidik dan penduduk di Afrika melaporkan penampakan makhluk
seperti dinosaurus. Deskripsi yang diberikan cocok dengan rupa
dinosaurus. Dalam Melbourne Sun, 6 Februari 1980, lebih dari 40 orang
mengklaim bahwa mereka melihat plesiosaurus dari pantai Victorian
Australia akhir-akhir ini. Mungkin benar bahwa monster Loch Ness
(jika monster ini benar-benar ada) adalah seekor variasi dari
Plesiosaurus (dinosaurus yang hidup di air) yang masih hidup sampai
sekarang. Bukan hal yang memalukan bagi kaum kreasionis jika seseorang
menemukan Tyrannosaurus rex hidup di hutan. Tetapi hal ini jelas-jelas
akan memalukan bagi seorang evolusionis.
Mengapa Dinosaurus Punah ?
Ada
beberapa kemungkinan yang dikemukakan baik oleh para evolusionis maupun
dari orang lain. Mereka berkata ada satu benda raksasa dari luar
angkasa jatuh menghantam lautan, mengakibatkan punahnya beberapa makhluk
laut. Mereka mengatakan juga, bahwa kemudian ada benda lain yang
membentur bumi, sehingga menyebabkan dinosaurus-dinosaurus
berangsur-angsur punah. Yang lain mengatakan bahwa punahnya dinosaurus
akibat radiasi dari bintang yang meledak. Ada lagi yang mengatakan
akibat wabah virus dinosaurus. Ada yang mengatakan akibat serangan
diare, hujan meteor (lihat majalah Time edisi 6 May 1985), dsb.
source:http://unik.bengkel-matematika.com
thanks,
0 Response to "Misteri dan Kepunahan Dinosaurus"
Posting Komentar
Terimakasih telah memberikan komentar disini.