
Riwayat Istana Kepresidenan Bogor bermula dari Gubernur Jenderal
Belanda bernama G.W. Baron van Inhoff, yang mencari tempat
peristirahatan dan berhasil menemukan sebuah pesanggrahan (10 Agustus
1744) yang diberi nama Buitenzorg (artinya bebas masalah/kesulitan). Dia
sendiri membuat sketsa dan membangunnya (1745-1750) mencontoh
arsitektur Blehheim Palace, kediaman Duke of Malborough, dekat kota
Oxford di Inggris.

Sejalan dengan fungsinya pernah terjadi di Istana Kepresidenan Bogor, antara lain
- Konferensi Lima Negara (28-29 Desember 1954)
- Penandatanganan Surat Perintah Sebelas Maret 1966 lebih dikenal dengan Supersemar.
- Pembahasan masalah konflik Kamboja yaitu Jakarta Informal Meeting (JIM)
- Pertemuan Para Pemimpin APEC (15 November 1994).

Bagian-bagian Istana Kepresidenan Bogor, Gedung Induk terdiri dari
Ruang Garuda sebagai Ruang Resepsi; Ruang Teratai berfungsi sebagai
Ruang Penerima Tamu; Ruang pemutaran film; Ruang Kerja Presiden; Ruang
Perpustakaan; Ruang Famili dan Kamar Tidur; Ruang Tunggu Menteri yang
akan mengikuti acara. Gedung Utama Saya Kiri terdiri dari Ruang Panca
Negara pernah berfungsi sebagai persiapan Konfrensi Asia Afika di
Bandung; Kemudian Ruang Tidur dan Ruang Tengah sebagai tempat menginap
Presiden, Tamu Negara, dan Tamu Agung. Gedung Utama Sayap Kanan
berfungsi sebagai tempat menginap para Presiden sebagai tamu Negara
berikut tamu Negara dan tamu lainnya. Paviliun Sayap Kiri berfungsi
sebagai kantor Rumah Istana Bogor, sedangkan Paviliun Sayap Kanan
sebagai tempat menginap para pejabat dan staf tamu Negara.
Bahkan pada
tahun 1964 dibangun khusus untuk istirahat Bapak Presiden dan
keluarganya, yang dikenal dengan nama Dyah Bayurini.
thanks,

0 Response to "Istana Kepresidenan Bogor"
Posting Komentar
Terimakasih telah memberikan komentar disini.